Tips Menata Speaker Mobil
Kini perkembangan audio mobil semakin berkembang saja. Tentu saja pemilik mobil menuntut mutu suara sistem audio mobilnya. Apalagi dengan adanya perangkat audio kelas atas HESS (hit end sound system). Ada anggapan bahwa peralatan bagus pasti menghasilkan suara bagus pula. Tapi ternyata keadaan tidak selalu demikian. Karena penempatan speaker pada sistem audio mobil berperan penting dalam menghasilkan suara. Bahkan mampu meninggalkan peran speaker itu sendiri. Bagusnya, speaker berada di depan pendengarnya, sama seperti sistem audio di rumah. Tapi di mobil tak mungkin dilakukan, karena keterbatasan ruang dan konstruksi mobil itu sendiri. Tapi yang penting speaker ditempatkan di bagian depan mobil. Pemasangan di bagian depan yang baik untuk tweeter, midrange, dan penghasil midbass.
Penempatan di depan agar arah frekuensinya tepat menuju pendengar. Bukan frekuensi pantulan resonansi yang terdengar. Beda dengan penghasil nada bass (subwoofer). Perangkat ini bisa di bagian belakang mobil. Tempatnya luas, frekuensi diarahkan ke depan cukup baik. Ada 4 frekuensi yang memegang peran dalam sistem audio pada umumnya. Ke-4 frekuensi itu adalah frekuensi tinggi, midrange, midbass, dan bass. Kesan panggung dihasilkan oleh keempat hal tersebut. Frekuensi bass tidak begitu besar perannya, karena bisa dikendalikan dari bagian belakang mobil. Keseimbangan suara tidak hanya dapat didapat dari penempatan sesuai aturan. Tapi bisa lewat percobaan letak karena karakter akustik setiap mobil sangat berlainan.
Tweeter posisinya mempengaruhi kesan suara dan posisi suara atau stage. Hasil terbaik, dengan pemakaian sepasang tweeter. Lebih dari sepasang menghilangkan kesan akibat terjadinya pemantulan suara dan perubahan fase akibat pemantulan. Tempat tweeter di bagian depan dengan posisi setinggi mungkin. Jarak antara kedua tweeter ke pendengar harus sama. Semakin jauh mampu mengurangi adanya perbedaan pendengaran. Letak terbaik midrange sama dengan tweeter. Penempatan keduanya bila perlu pada posisi yang sama. Bila tak mungkin untuk dilakukan, jarak maksimum adalah 25 cm antara tweeter dan midrange. Jarak besar antara keduanya menghasilkan perubahan frekuensi yang dihasilkan. Memang amat sulit menentukan secara tepat bagaimana keduanya ditempatkan dalam sebuah mobil. Yang terbaik adalah tetap dengan mencoba posisinya, setiap mobil punya respons frekuensi yang beda.
Penggunaan midbass sering diabaikan para instalatur audio mobil. Padahal midbass amat dibutuhkan guna mendapat kualitas suara yang baik. Umumnya, keadaan frekuensi sistem audio mobil mempengaruhi kesan panggung. Contoh, sering suara yang dihasilkan dari midbass menggeser ke kesan panggung. Menjadi berada jauh dari kesan tengah panggung. Disebabkan oleh kesalahan penempatan midbass. Midbass dari belakang bersuara lebih keras dibanding dari bagian belakang. Untuk memperbaiki dan berkesan di depan suaranya, maka midbass ditempatkan di depan. Penempatan yang gampang di bagian bawah panel pintu depan. Jika dilihat frekuensi yang dihasilkan, nada rendah tak perlu diarahkan. Penempatan subwoofer lebih gampang. Kendala lain sukuran tempat harus cukup luas. Yang cocok di bagian belakang atau bagasi mobil. Penempatan pun bukan terbaik. Dalam keadaan tertentu masih memungkinkan lebih baik ditempatkan di depan. Cara ini dapat dilakukan untuk mobil dengan mesin di belakang.
Penempatan di depan agar arah frekuensinya tepat menuju pendengar. Bukan frekuensi pantulan resonansi yang terdengar. Beda dengan penghasil nada bass (subwoofer). Perangkat ini bisa di bagian belakang mobil. Tempatnya luas, frekuensi diarahkan ke depan cukup baik. Ada 4 frekuensi yang memegang peran dalam sistem audio pada umumnya. Ke-4 frekuensi itu adalah frekuensi tinggi, midrange, midbass, dan bass. Kesan panggung dihasilkan oleh keempat hal tersebut. Frekuensi bass tidak begitu besar perannya, karena bisa dikendalikan dari bagian belakang mobil. Keseimbangan suara tidak hanya dapat didapat dari penempatan sesuai aturan. Tapi bisa lewat percobaan letak karena karakter akustik setiap mobil sangat berlainan.
Tweeter posisinya mempengaruhi kesan suara dan posisi suara atau stage. Hasil terbaik, dengan pemakaian sepasang tweeter. Lebih dari sepasang menghilangkan kesan akibat terjadinya pemantulan suara dan perubahan fase akibat pemantulan. Tempat tweeter di bagian depan dengan posisi setinggi mungkin. Jarak antara kedua tweeter ke pendengar harus sama. Semakin jauh mampu mengurangi adanya perbedaan pendengaran. Letak terbaik midrange sama dengan tweeter. Penempatan keduanya bila perlu pada posisi yang sama. Bila tak mungkin untuk dilakukan, jarak maksimum adalah 25 cm antara tweeter dan midrange. Jarak besar antara keduanya menghasilkan perubahan frekuensi yang dihasilkan. Memang amat sulit menentukan secara tepat bagaimana keduanya ditempatkan dalam sebuah mobil. Yang terbaik adalah tetap dengan mencoba posisinya, setiap mobil punya respons frekuensi yang beda.
Penggunaan midbass sering diabaikan para instalatur audio mobil. Padahal midbass amat dibutuhkan guna mendapat kualitas suara yang baik. Umumnya, keadaan frekuensi sistem audio mobil mempengaruhi kesan panggung. Contoh, sering suara yang dihasilkan dari midbass menggeser ke kesan panggung. Menjadi berada jauh dari kesan tengah panggung. Disebabkan oleh kesalahan penempatan midbass. Midbass dari belakang bersuara lebih keras dibanding dari bagian belakang. Untuk memperbaiki dan berkesan di depan suaranya, maka midbass ditempatkan di depan. Penempatan yang gampang di bagian bawah panel pintu depan. Jika dilihat frekuensi yang dihasilkan, nada rendah tak perlu diarahkan. Penempatan subwoofer lebih gampang. Kendala lain sukuran tempat harus cukup luas. Yang cocok di bagian belakang atau bagasi mobil. Penempatan pun bukan terbaik. Dalam keadaan tertentu masih memungkinkan lebih baik ditempatkan di depan. Cara ini dapat dilakukan untuk mobil dengan mesin di belakang.
0 komentar:
Posting Komentar